Monday, December 24, 2018

Artikel Sosiologi : Punahnya Kearifan Lokal Telinga Aru karena Malu

Nama : Feby Zulhiyah
Kelas : XII Mipa 3
Tugas Artikel Sosiologi
Tema : “Kearifan Lokal yang Mulai Terkikis Seiring dengan Perkembangan Zaman(Modernisasi & Globalisasi)”
Judul : “ Punahnya Kearifan Lokal Telinga Aruu Karena Malu”




Indonesia memiliki banyak pulau diantaranya yaitu Kalimantan timur. Terletak di sebelah timur pulau Borneo yang berbatasan langsung dengan Sabah juga Sarawak, Malaysia yang berada di utara pulau Borneo. Beribukotakan Samarinda, Kalimantan Timur merupakan salah satu provinsi terbesar di Indonesia yang masih jarang penduduknya.(Terokaborneo.com)
Selain terkenal memiliki banyak pulau, Indonesia juga sangat terkenal dengan adat dan budayanya. Untuk di wilayah Kalimantan timur sendiri berbagai macam budaya terutama budaya dari suku dayak juga sudah banyak dikenal. Mulai dari tarian Burung Enggang, pakaian adat yang sangat indah sampai tradisi Telingaan Aruu atau yang lebih dikenal dengan telinga panjang suku dayak.
Telingaan Aruu adalah tradisi memanjangkan telinga oleh Suku Dayak. Tradisi memanjangkan telinga di kalangan Suku Dayak ini telah lama dilakukan turun temurun. Pemanjangan daun telinga ini biasanya menggunakan pemberat berupa logam berbentuk lingkaran gelang dari tembaga yang bahasa kenyah di sebut "Belaong" . Dengan pemberat ini daun telinga akan terus memanjang hingga beberapa sentimeter.
Tradisi Telingaan Aruu dimulai saat seseorang masih bayi. Awalnya dilakukan proses penindikan telinga si bayi, setelah luka bekas tindikan mengering, kemudian di pasang benang yang nantinya diganti dengan kayu, sehingga lubang telinga makin lama makin membesar. Prosesi penindikan telinga ini dikenal dengan sebutan ''Mucuk Penikng''. Anting akan ditambahkan satu persatu ke dalam telinga yang lama kelamaan akan mebuat lubang semakin membesar dan memanjang.(wikipedia,2018).
Namun sayangnya, dewasa ini tradisi Telingaan Aruu mulai banyak ditinggalkan oleh masyarakat. Banyak faktor yang mempengaruhi hilangnya salah satu kearifan lokal dari Kalimantan Timur ini. Pertama, memang tidak semua anak suku Dayak melakukan tradisi ini. Hanya pada Dayak Kayan, Dayak Kenyah, Dayak Bahau, Dayak Punan, Dayak Kelabit, Sa'ban. Itupun terbatas kepada kaum wanita dan kaum bangsawan. Selain itu, tradisi ini juga hanya berlaku untuk daerah pedalaman saja.(wikipedia ; kondisi,2018).
Tidak berhenti sampai disitu, setelah dilakukan studi literatur ternyata ditemukan fakta yang mengejutkan dari punahnya kearifan lokal kalimantan yang satu ini. Ternyata globalisasi serta modernisasi menjadi salah satu faktor hilangnya tradisi dari suka Dayak. Banyak dari mereka yang berusia dibawah enam puluh tahun rata-rata dengan sengaja memotong ujung daun telinga mereka yang telah panjang dengan alasan malu.
Munculnya anggapan ketinggalan jaman serta stigma di masyarakat yang mulai berubah dengan menganggap bahwa orang-orang yang tinggal di rumah panggung dan bertelinga panjang adalah orang yang tidak modern membuat sebagian masyarakat jengah . Faktor lain yaitu ditemukan banyak dari anak cucu serta kerabat yang memaksa mereka yang bertelinga panjang untuk memotong telinga mereka saja karna malu. Alasan-alasan itulah yang kemudian mendorong mereka untuk memotong ujung telinga mereka.
 Rata-rata yang mempertahankan telinga panjang mereka adalah mereka yang berusia diatas enam puluh tahun. Sedangkan untuk generasi sekarang sudah tidak ada. Bagi para pemerhati budaya, tradisi telinga panjang sudah sampai pada tahap kritis, karena tidak ada lagi penerusnya. Sungguh sangat disayangkan apabila kearifan lokal ini nantinya benar benar hilang.

No comments:

Post a Comment

THE LITTLE MATCH GIRL ~ a translation of hans christian andersen's "den lille pige med svovlstikkerne"

  THE LITTLE MATCH GIRL Hari itu sangat dingin. Salju turun, dan hari hampir gelap. Malam tiba, malam terakhir tahun ini. Dalam cuaca dingin...