Saturday, December 22, 2018

In The Midst of Rain - Part 2 there's warmth behind your cold

“Dasar bodoh”


Masih diatas pohon, gadis itu mulai lelah berteriak-teriak.Ia mulai pasrah dengan nasibnya, ia pun mulai berpikir hal yang tidak-tidak. Ia mulai berpikir bahwa kemungkinan ia besok akan ditemukan mati kedinginan diatas sini dan parahnya lagi mungkin saja ia akan menjadi hantu penunggu pohon di belakang halte ini selamanya sampai ada yang menemukan jasadnya.
Mungkin agak konyol jika mereka semua tahu alasan nya mati kedinginan disini . Yang benar saja,ia mati karena dengan sok berani memanjat pohon dan menyelamatkan kucing. Ervyna mulai bergidik ngeri membayangkan hal itu, ia cepat-cepat menggeleng kepalanya dan menggerak-gerakan tanganya mengusir pikirannya yang mulai tidak jelas.

 Di seberang jalan tepat di depan halte , pria berbadan jangkung berdiri memegang payung nya sambil menenteng sebuah plastik.Setelah lama berpikir, pria itu pun menyebrang jalan menuju pohon di belakang halte, ia memperhatikan gadis itu sesaat. Gadis bodoh itu tampaknya belum menyadari kehadirannya. Dengan wajah bodohnya ia masih menggerakan tangannya seperti sedang  mengusir sesuatu dari kepalanya yang kosong itu.

Pria itu tidak berniat untuk menawarkan bantuan pada gadis itu, kalau saja ia bisa melawan hati nuraninya untuk tetap pada jalannya dan pulang ke rumah ia pasti tidak berada ditempat ini sekarang. Ia menghela nafas dan segera berbalik ingin pulang ketika tiba-tiba kucing kecil dipelukan gadis itu melompat turun kearah pria yang hendak berbalik tadi. Reflek Pria itu menangkapnya dan ketika sadar ia segera menurunkan kucing itu kasar kebawah.
Gadis itu kaget dan reflek berteriak

“ Astagfirullah, kok lo kasar banget sih, kasian tau, gue yang susah-susah nyelametin dia disini eh lo malah lempar dia gitu ja. Dasar!”

Tanpa mempedulikan apa yang dikatakan gadis itu, cowok itu kembali berbalik untuk melanjutkan langkahnya. Gadis itu kembali berteriak

“ woy,, tolongin gue dulu dong, gue gak bisa turun ni”

“ Apa urusannya sama gue “ balas cowok itu berbalik

“ gue kan cewek, masa lo gak kasian gitu sama gue. entar kalo gue mati disini terus gak ada yang nemuin gue terus gue gentayangan disini gimana?” celoteh gadis itu panjang lebar

Seperti dugaannya, cewek itu memang bodoh dan ia benci itu. Tanpa mempedulikan gadis itu lagi. Ia kembali berbalik. Namun lagi-lagi teriakan cewek aneh itu membuatnya berbalik.

“ jadi cowok gak punya perasaan banget sih, apa susahnya sih bantuin gue turun. Lo kan cowok. Peka dikit napa?”

Pria itu masih diam ditempatnya menatap datar pada cewek itu.

“ Gue loncat, lo tangkep gue ya. Oke siap, satu , dua , tiga”

 Aaaaaaaa ….Brukk….. tanpa berpikir panjang gadis itu melompat kearah cowok dibawahnya yang bahkan belum bersiap sama sekali. Alhasil gadis itu jatuh tepat diatas tubuh cowok tinggi itu. Payung yang dipegang cowok itu pun terlepas diganti denagan tangannya yang dengsn reflek memeluk gadis diatasnya.

Satu detik, dua detik gadis itu belum membuka matanya. Sejenak ia berpikir apa dia sudah mati, tapi mengapa ia merasa bibirnya sedang menempel sesuatu, apa itu tanah, pikirnya. Sentakan tiba-tiba dari cowok yang dadanya ditindih olehnya kemudian menyadarkannya. Matanya terbelak ketika ia sadar ia sedang mencium pipi cowok itu, ia bangkit mengangkat wajahnya, cowok itu terbelak. beberapa detik setelahnya ia mendorong cewek diatas tubuhnya hingga.

“Astagfirullah”

“ Dasar cewek bodoh” sentak cowok itu

Yang disentak masih tak bergeming, perlu waktu beberapa saat untuk kembali mengumpulkan roh nya yang terbang kemana-mana, perlu beberapa saat pula untuk otaknya mencerna apa yang baru saja terjadi. Dengan muka blo’on nya ia masih bengong, terlihat sekali jika otaknya itu kosong ckckckck

Malas menunggu respon otak cewek itu, cowok itu berdecih dan segera bangkit dari tempatnya, ia kemudian menyambar payungnya yang terjatuh dan berlalu begitu saja meninggalkan cewek itu yang entah kapan loadingnya selesai.

“ eh lo mau kemana “ tanya Ervyna setelah beberapa detik kemudian

Cowok yang ditanya tidak menyahut, ia terus berjalan. Ervyna mengejarnya ia tidak peduli lagi dengan pakaiannya yang mulai basah kuyup. Ervyna memegang tangan cowok itu dari belakang, dengan dinginnya cowok itu menepis tangan gadis itu dari tangannya, ia menoleh dan melihat gadis itu dengan tatapan dingin menusuk khas dirinya.

“ e…eee.. gue minta maaf” kata cewek itu sambil memegangi lengannya untuk mengurangi rasa dingin karna hujan.

Cowok itu masih memperhatikan gadis itu, setelah beberapa saat ia pun berbalik lagi meneruskan perjalanannya. Ervyna kembali mengejarnya, kali in Ervyna menghadang cowok es itu yang bahkan dinginnya mengalahkan hujan yang saat itu turun.

“ gue minta maaf, yang tadi itu gak sengaja. Sumpah”
“Minggir” jawab cowok itu singkat

Setelah mengatakan hal singkat ia pun melanjutkan langkahnya. Gadis itu hanya diam ditempat. Baru kali ini ada cowok yang datarnya kelewatan. Apa dia bahkan tidak kasihan pada dirinya yang sudah susah payah meminta maaf. Ia pun kesal dan tidak lagi mengejar cowok itu.

 setelah beberapa langkah cowok itu berbalik dan melemparkan sesuatu ke balik gadis itu. Ervyna merasa ada sesuatu yang jatuh di belakangnya menoleh dan melihat ada minyak telon disana. Ia melihat cowok itu yang kembali berbalik dan berjalan tanpa merasa telah melakukan sesuatu.

Ervyna memungut minyak telon itu dan menaikan sebelah alisnya.

“ Emangnya gue bayi!!” teriak cewek itu pada cowok yang sudah jauh di hadapannya

Kemudian Gadis itu tersenyum dan berkata dalam hati

“ cowok itu dingin tapi minyak telon dari dia kayaknya anget”







No comments:

Post a Comment

THE LITTLE MATCH GIRL ~ a translation of hans christian andersen's "den lille pige med svovlstikkerne"

  THE LITTLE MATCH GIRL Hari itu sangat dingin. Salju turun, dan hari hampir gelap. Malam tiba, malam terakhir tahun ini. Dalam cuaca dingin...