Wednesday, December 26, 2018

Makalah Agama - asmaul husna Al-Karim

Al - Karim



Disusun Oleh :
· Azizatul Maftuhah
· Feby Zulhiyah
· Mega Wahyu Lestari

SMA Negeri 10 Samarinda
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kehadiran Allah swt, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya pada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan tiada kesulitan apapun

Makalah ini kami buat untuk meningkatkan pengetahuan kami tentang salah satu Asmaul husna yaitu. Al-Karim, didalam makalah ini kami menjelaskan tentang apa itu asmaul husna, pengeryian Al-Karim, tentang Al-Karim, pendapat mengenai Al-Karim, keistimewaan Al-Karim, dan sikap mulia yang dapat kita pelajari dari Al-Karim

Dengan adanya makalah ini kami harap dapat meningkatkan pengetahuan kami tentang salah satu nama-nama Allah dan kami bisa mengambil pelajaran dari apa yang kami tulis. Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan dan digunakan sebagaimana mestinya
Wassalamualaikum wr wb
 Samarinda, 8 agustus 2016
          






DAFTAR ISI

Kata Pengantar  1
Daftar Isi  2
Bab I  Pendahuluan  3
A. Latar belakang  5
B. Perumusan masalah  5
C. Maksud dan tujuan  6
Bab II Pembahasan  6
A. Pengertian Asmaul Husna   6
B. Al-Karim  ...9
           1.pengertian Al-Karim.............................................................9
           2.tentang Al-Karim................................................................ 10
           3.pendapat tentang Al-Karim..................................................10
           4.keistimewaan Al-Karim.......................................................12
           5.sikap mulia dari Al-Karim...................................................14
Bab III Penutup  15
A. Kesimpulan  15
B. Saran  16
       C.Daftar Pusaka...............................................................................17





I .PENDAHULUAN
Dalam agama Islam, Asmaa'ul husna adalah nama-nama Allah ta'ala yang indah dan baik. Asma berarti nama dan husna berati yang baik atau yang indah jadi Asma'ul Husna adalah nama nama milik Allah ta'ala yang baik lagi indah.
Sejak dulu para ulama telah banyak membahas dan menafsirkan nama-nama ini, karena nama-nama Allah adalah alamat kepada Dzat yang mesti kita ibadahi dengan sebenarnya. Meskipun timbul perbedaan pendapat tentang arti, makna, dan penafsirannya akan tetapi yang jelas adalah kita tidak boleh musyrik dalam mempergunakan atau menyebut nama-nama Allah ta'ala. Selain perbedaaan dalam mengartikan dan menafsirkan suatu nama terdapat pula perbedaan jumlah nama, ada yang menyebut 99, 100, 200, bahkan 1.000 bahkan 4.000 nama, namun menurut mereka, yang terpenting adalah hakikat Dzat Allah SWT yang harus dipahami dan dimengerti oleh orang-orang yang beriman seperti Nabi Muhammad SAW.
Asmaaulhusna secara harfiah ialah nama-nama, sebutan, gelar Allah yang baik dan agung sesuai dengan sifat-sifat-Nya. Nama-nama Allah yang agung dan mulia itu merupakan suatu kesatuan yang menyatu dalam kebesaran dan kehebatan milik Allah.
Maka pada makalah kali ini kami akan menjelaskan sedikit tentang nama-nama Alaah, yaitu Al-Karim. Didalam makalah ini kami akan membahas tentang pengertian asmaul husna, dan dilanjutkan dengan pembahasan tentang Al-Karim. Mulai dari pengertian, kesempurnaan Al-Karim, pendapat mengenai Al-Karim, keistimewaan Al-Karim hingga sikap mulia yang dapat kita ambil dari mempelajari nama Al-Karim
Para ulama berpendapat bahwa kebenaran adalah konsistensi dengan kebenaran yang lain. Dengan cara ini, umat Muslim tidak akan mudah menulis "Allah adalah ...", karena tidak ada satu hal pun yang dapat disetarakan dengan Allah, akan tetapi harus dapat mengerti dengan hati dan keteranga Al-Qur'an tentang Allah ta'ala. Pembahasan berikut hanyalah pendekatan yang disesuaikan dengan konsep akal kita yang sangat terbatas ini. Semua kata yang ditujukan pada Allah harus dipahami keberbedaannya dengan penggunaan wajar kata-kata itu. Allah itu tidak dapat dimisalkan atau dimiripkan dengan segala sesuatu, seperti tercantum dalam surat Al-Ikhlas
 “
"Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia". (QS. Al-Ikhlas : 1-4)
Para ulama menekankan bahwa Allah adalah sebuah nama kepada Dzat yang pasti ada namanya. Semua nilai kebenaran mutlak hanya ada (dan bergantung) pada-Nya. Dengan demikian, Allah Yang Memiliki Maha Tinggi. Tapi juga Allah Yang Memiliki Maha Dekat. Allah Memiliki Maha Kuasa dan juga Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Sifat-sifat Allah dijelaskan dengan istilah Asmaaul Husna, yaitu nama-nama, sebutan atau gelar yang baik.


1. Latar Belakang

    Allah SWT adalah dzat yang maha perkasa, keperkasaan Allah tiada bandingannya, tidak terbatas dan bersifat kekal. Allah SWT menciptakan alam semesta ini untuk kepentigan umat manusia, dalam menciptakan alam Allah tidak pernah meminta bantuan terhadap mahluk lain, oleh karena itu kita sebagai hamba Allah hendaknya selalu memuliakan-Nya, kemampuan Allah dengan cara selalu mentaati seagala apa yang telah diperintahkan-Nya dan juga menjauhi segala sesuatu yang telah di larang-Nya.
    Kemampuan Allah dalam menciptakan alam beserta isinya merupakan wujud dari Asmaul Husna yaitu Al-Aziz, Allah memiliki 99 Asma’ul Husna, termasuk di antaranya ialah Al-Gaffar, Al-Basit, An-Nafi’, Ar-Rauf, Al-Barr, Al-Hakim, Al-Fattah, Al-Adl, Al-Qayyum, dan seterusnya. Nama-nama tersebut telah disebutkan dalam Al-Qur’an bahwa Adanya Asmaul Husna sebagai bukti bahwa Allah maha perkasa dan maha bijaksana, untuk itu maka kita wajib mengamalkan Asmaul Husna ke dalam kehidupan sehari-hari.

2.Rumusan masalah

   Apa itu asmaul husna
   Apa pengertian dari Al-Karim
   Apa keistimewwan dan sifat mulia yang dapat di ambil dari nama Al-Karim

3.TUJUAN

Dengan adanya makalah ini maka kami bertujuan untuk :
      Menjelaskan tentang Asma’ul Husna, terutama Al-kharim
  Menjelaskan kesempurnaan Allah melalui nama Al-kharim
  Mempelajari sikap mulia dari nama Al-Karim

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Asmaul Husna
DALIL NAQLI YANG MENERANGKAN ASMAUL HUSNA
Sebagaimana dijelaskan dalam hadis Nabi saw.
عن  ابي هر يرة ان رسول الله صل الله عليه و سلم قال ان لله تسعة وتسعين اسما اوما ئة الا واحدا من احصاهاد خل الجنة (رواه  البخاري ومسلم)
Artinya:Dari abi hurairah Rasulullah saw bersabda: sesungguhnya Allah mempunyai 99 nama, yaitu seratus kurang satu; barang siapa yang menghitungnya (menghafalnya) ia masuk surga.” (HR Bukhari dan Muslim)

 Allah SWT. Berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Hasyr Ayat: 24.
هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

Artinya: Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai Asmaul Husna. Bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Etimologi Asmaa'ul husna اسماء jamak dari اسم yang artinya nama-nama sedangkan الحسنى artinya yang baik atau yang indah, Terminologi Asma'ul Husna adalah nama nama milik Allah yang baik lagi indah. yang di dalamnya mengandung sifat sifat kesempurnaan , kemuliaan dan keagungan Allah SWT , para ulama telah banyak menulis buku yang membahas dan menggali makna yang terkandung dalam Asmaul Husna, hal ini menunjukkan betapa Asmaul Husna mengandung samudra nilai yang penting.
Kata (الحسن) al-husna adalah bentuk muannast / feminim dari kata (احسن) ahsan yang berarti terbaik. Penyifatan nama-nama Allah dengan kata yang berbentuk superlative ini, menunjukkan bahwa nama-nama Allah dengan kata yang berbentuk superlative ini, menunjukkan bahwa nama-nama tersebut bukan saja, tetapi juga yang terbaik dibandingkan dengan yang lainnya, yang dapat disandang-Nya atau baik hanya untuk selain-Nya saja, tapi tidak baik untuk-Nya. Sifat Pengasih – misalnya – adalah baik. Ia dapat disandang oleh makhluk/manusia, tetapi karena asma al-husna (nama-nama yang terbaik) hanya milik Allah, maka pastilah sifat kasih-Nya melebihi sifat kasih makhluk, baik dalam kapasitas kasih maupun substansinya. Di sisi lain sifat pemberani, merupakan sifat yang baik disandang oleh manusia, namun sifat ini tidak wajar disandang Allah, karena keberanian mengandung kaitan dalam substansinya dengan jasmani dan mental, sehingga tidak mungkin disandangkan kepada-Nya. Ini berbeda dengan sifat kasih, pemurah, adil dan sebagainya. Contoh lain adalah anak cucu. Kesempurnaan manusia adalah jika ia memiliki keturunan, tetapi sifat kesempurnaan manusia ini, tidak mungkin pula disandang-Nya karena ini mengakibatkan adanya unsur kesamaan Tuhan dengan yang lain, di samping menunnjukkan kebutuhan, sedang hal tersebut mustahil bagi-Nya.
            Ketika kita meminta sesuatu hajat kepada Allah, kita panggil Allah dengan Asmaul Husna yang menunjukan bahwa Allah bisa mengabulkan permintaan kita karena memang Allah SWT memiliki hal tersebut, misalnya : Ketika meminta rezeki dalam doa kita , kita panggil Allah SWT dengan asmaul husna Ya Rozzzaq (wahai dzat yang maha pemberi rezeki) Ya Ghoni ( wahai dzat maha kaya) Ya Mughni (wahai yang maha memakmurkan).
Nama-nama indah (Asmaul Husna) yang berjumlah 99 menurut hitungan ulama Sunni, dapat dirangkai secara kronologis begitu indah ibarat seuntai tasbih. Dimulai dengan lafadz al-jalalah, Allah, dengan angka 0 (nol), yang di anggap angka kesempurnaan, disusul dengan al-Rahman, al-Rahim dan seterusnya sampai angka ke 99, al-Sabur. Dan kembali lagi ke angka nol, Allah (al-jalalah), atau kembali lagi ke pembatas besar dalam untaian tasbih, symbol angka nol berupa cyrcle, bermula dan berakhir pada stu titik, atau menurut istilah Al-Qur’an: Inna li Allah wa inna ilaihi raji’un,(kita berasal dari tuhan dan akan kembali kepada-Nya).
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa Asmaul Husna Allah SWT berjumlah 99 nama. Sebagian dari Asmaul Husna tersebut termasuk kedalam sifat wajib Allah, yakni sifat-sifat dan  pasti dimiliki Allah SWT. Mengenai jumlah Asmaul Husna Rasulullah SAW bersabda; Artinya:” Sesunnguhnya Allah itu mempunyai Sembilan puluh Sembilan nama, seratus kurang satu. Barang siapa menghafalkannya dengan meyakini akan kebenarannya maka ia masuk syurga, sesungguhnya Allah itu maha ganjil tidak genap dan senang sekali sesuatu yang ganjil. (HR. Ibnu Majah).


B. AL KARIM
1.pengertian Al-Karim
    Secara bahasa, al-karim mempunyai arti Yang Maha Mulia, Yang Maha Dermawan atau Yang Maha Pemurah. Secara istilah, al-karim diartikan bahwa allah SWT Yang Maha Mulia lagi Maha Pemurah yang memberi anugrah atau rezeki kepada semua makhluk-Nya. Dapat pula dimaknai sebagai Zat yang sangat banyak memiliki kebaikan, Maha Pemurah, Pemberi Nikmat dan Keutamaan, baik ketika diminta maupun tidak. Hal tersebut sesuai dengan firmanya :
Q.S al-infitar : 6c 
Artinya : “Hai manusia, Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu yang Maha PeQ.S al-infitar : 6
يَا أَيُّهَا الإنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ 
Artinya : “Hai manusia, Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu yang Maha Pemurah?
murah?

      Al Karim ialah Dzat yang banyak memberi dan berbuat baik tanpa diminta. Berbeda dengan As-Sakhiy (dermawan) yang suka memberi karena diminta. Atas dasar inilah, Allah memberikan nama-Nya dengan Al-Karim, bukan As-Sakhiy. Ada pendapat lain mengatakan, bahwa Al-Karim artinya ialah jika mampu membalas, ia justru memaafkan; jika berjanji, ia menepati; dan jika memberi, ia melebihi apa yang diharapkan, tidak peduli berapa banyak ia memberi dan kepada siapa ia memberi. Jika timbul kebutuhan kepada selainnya, ia tidak rela. Dia tidak menyia-nyiakan orang yang berlindung atau menyerahkan diri kepadanya, dan dicukupkannya orang itu dari perantara dan pembela lain. Tidak ada yang memiliki sifat-sifat ini selain Allah SWT
2.Tentang Al-Karim     
Nama al-Karîm menunjukkan kesempurnaan dan kemuliaan Allah Azza wa Jalla dalam zat dan segala sifat serta perbuatan-Nya:
1. Allah Azza wa Jalla Maha Mulia dalam dzat-Nya. Tidak ada cacat sedikit pun dalam dzat Allah Azza wa Jalla. Sesungguhnya dzat Allah k Maha Indah.
2. Allah Azza wa Jalla Maha Mulia dalam segala sifat-Nya. Tidak ada sifat jelek pun pada Allah  . Sesungguhnya sifat-sifat Allah amat sempurna dalam segala maknanya.
3. Allah Azza wa Jalla juga Maha Mulia dalam segala perbuatannya. Tidak ada cacat dalam perbuatan Allah Azza wa Jalla. Sesungguhnya segala perbuatan Allah Azza wa Jalla penuh dengan berbagai hikmah yang luas.
3.Pendapat tentang Al-Karim
  Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata“Nama Allah al-Karîm mencakup makna kedermawanan, juga makna kemuliaan dan keluhuran, serta bermakna kelembutan dan memberi kebaikan”
  Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Secara global, makna al-Karîm adalah dzat yang suka memberi kebaikan yang banyak dengan amat mudah dan gampang. Lawannya, orang pelit yang amat sulit dan jarang mengeluarkan kebaikan “
  Diantara makna al-Karîm, Allah Azza wa Jalla berbuat baik kepada seluruh makhluk tanpa sebuah kewajiban yang mesti mereka kerjakan. Semua kebaikan yang diberikan Allah Azza wa Jalla kepada makhluk adalah semata-mata atas kemurahan-Nya kepada para makhluk.
  Kemudian, sebagai (cermin) sifat karom-Nya, Allah Azza wa Jalla memaafkan sesuatu hak yang wajib diserahkan kepada-Nya. Allah Azza wa Jalla memaafkan dosa para hamba yang lalai dalam menunaikan kewajiban kepada Allah. Karena nama Allah al-Karîm beriringan dengan nama Allah al-‘Afuww (Maha Pemberi Maaf), seperti tertuang dalam sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut:
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ قُولِي اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي 
Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha , ia berkata: “Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika seandainya aku mengetahui malam Lailatul Qadar, apa yang aku ucapkan?” Beliau bersabda: “Ucapkanlah: Ya Allah sesungguhnya engkau Maha Pemaaf lagi Maha Mulia, Engkau mencintai sifat pemaaf, maka ampunilah aku”. [HR. at-Tirmidzi 5/534, dan dishahîhkan al-Albâni]
  Disamping itu, jika seseorang bertaubat dari kesalahannya, Allah Azza wa Jalla menghapus dosanya dan menggantikan kesalahan tersebut dengan kebaikan.Begitu juga, sebagai cermin karom-Nya, Allah Azza wa Jalla senantiasa memberi, tanpa pernah terhenti pemberian-Nya. Allah Azza wa Jalla berfirman:
أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللَّهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً
“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin” [Luqmân/31:20]
Demikian pula sebagai bentuk karom-Nya, Allah Azza wa Jalla memberi nikmat dari semenjak pertama meskipun tanpa diminta. Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَكَأَيِّنْ مِنْ دَابَّةٍ لَا تَحْمِلُ رِزْقَهَا اللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Dan berapa banyak binatang yang tidak membawa rezkinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. [al-‘Ankabût/29:60]
  Sebagai cermin sifat karom-Nya yang lain, Allah Azza wa Jalla memberi berbagai kebaikan tanpa mengharap pamrih, karena Allah Azza wa Jalla bersifat Maha Pemurah secara mutlak
!$
4.Pengertian Istimewa Allah dalam Al-Karim
Al-Karim adalah salah satu daripada Asma-ul-Husna. Nama ini memberi pengertian istimewa tentang Allah s.w.t. Al-Karim bermaksud:
1. Allah s.w.t Maha Pemurah.
2. Allah s.w.t memberi tanpa diminta.
3. Allah s.w.t memberi sebelum diminta.
4. Allah s.w.t memberi apabila diminta.
5. Allah s.w.t memberi bukan kerana permintaan, tetapi cukup sekadar harapan, cita-cita dan angan-angan hamba-hamba-Nya. Dia tidak mengecewakan harapan mereka.
6. Allah s.w.t memberi lebih baik daripada apa yang diminta dan diharapkan oleh para hamba-Nya.
7. Allah Yang Maha Pemurah tidak kedekut dalam pemberian-Nya. Tidak dikira berapa banyak diberi-Nya dan kepada siapa Dia memberi.
8. Paling penting, demi kebaikan hamba-Nya sendiri, Allah s.w.t memberi dengan bijaksana, dengan cara yang paling baik, masa yang paling sesuai dan paling bermanafaat kepada si hamba yang menerimanya.
      Kemuliaan Allah Swt. tercermin dari sifat-Nya yang tidak pilih kasih dalam memperlakukan makhlukNya. Allah Swt. memberikan kenikmatan yang sangat sulit dihitung kepada semua makhluk-Nya. Allah Swt. tidak membutuhkan balasan atas semua yang diberikan-Nya, Allah juga tidak meminta balasan apapun dari makhluk-Nya atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya tersebut.
       Sebenarnya jika kita bersyukur (berterimakasih) terhadap nikmat yang kita peroleh dari Allah, bukan berarti Allah memerlukannya, tapi lebih berarti bahwa kita telah bersyukur terhadap diri kita sendiri.

5.Sifat Mulia yang Dapat diambil dari mempelajari Al-Karim
   A.menanamkan sifat mulia dalam diri seorang muslim, karena Allah maha mulia
     mencintai orang yang bersikap mulia
    
   B.menanamkan sifat pemurah dalam diri seorang muslim,karena Allah maha
  pemurah , tentu Allah sangat mencintai hambanya yang pemurah dan
  membenci hamba-Nya yang kikir

   C.menumbuhkan rasa cinta dalam diri seorang muslim pada Allah swt, karena
  Allah maha pemurah yang memberi nikmat tanpa batas meskipun tanpa
  diminta

   D.menumbuhkan sifat suka memuliakan orang lain

   E.menumbuhkan sifat pemaaf, karena Allah suka dengan sikap pemaaf

   F.mendorong kita untuk selalu berdoa kepada Allah, karena Allah maha pemurah
terhadap hambanya

   G.menghindari sikap saling membenci, karena sesungguhnya orang yang
 membenci orang lain adalah musuh Allah

   H. Memulikan kitab Allah, karena Al-Qur’an berisi kalam-kalam Allah


BAB III
PENUTUP
Makalah ini kami buat berdasarkan materi-materi dari berbagai sumber seperti internet dan buku-buku yang ada sehingga bisa menjadi acuan bagi para siswa/siswi sebagai bahan pembelajaran tambahan mengenai Al-Karim dan perkembngannya dalam dunia islam. Kami berharap dengan adanya makalah ini kita dapat mengambil peluang-peluang positif yang ada dari pembelajaran dan manfaat dari nama Al-Karim sekarang ini sehingga kita bisa menjadi insan yang lebih maju dengan bekal iman dan taqwa kepada Allah SWT. Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat untuk semua kalangan. AMIN..

1.Kesimpulan
     Kita harus menyakini Asmaul Husna, Allah tentu saja bukan hanya menghafalkannya tetapi juga memahami , merenungi, dan mengaplikasikannya dengan kehidupan sehari-hari dengan cara melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya . pada bab ini kita akan mempelajari tentang Asmaul Husna yang meliputi pemgertian dan memahami Asmaul Husna
1) Menghafalkan dan menguasai Asmaul Husna.
2) Memahami makna dan kandungan yang ada di dalamnya .
3) Menerapka mengaktualisasikan  atau mengimplementasikan ajaran atau nilai yang ada di dalamnya dalam kehidupan sehari-hari.
Selain kita harus yakin, kita juga harus menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dengan bersosialisasi kepada seluruh masyarakat sekitar, menghargai pendapat orang lain, aktif dalam berorganisasi, dan lain sebagainya. Agar kelak ketika nanti kita dikumpulkan di Padang Mahsyar amal kebaikan kita akan lebih banyak dari pada amal keburukan.
2.Saran
  Selama ini pasti telah banyak orang yang telah menghafalkan 99 nama-nama Allah.tapi, banyak dari mereka yang tidak mengerti makna dari apa yang mereka hafal. Maka dari itu, sebaiknya kita tidak hanya menghafal, namun juga mengerti makna, isi kandungan, maksud dan tujuan Allah memiliki nama tersebut. Kita juga harus bisa mengambil dan menerapkan sifat mulia dari nama yang kita pelajari.
3.Daftar pustaka :

Sumber: 
















No comments:

Post a Comment

THE LITTLE MATCH GIRL ~ a translation of hans christian andersen's "den lille pige med svovlstikkerne"

  THE LITTLE MATCH GIRL Hari itu sangat dingin. Salju turun, dan hari hampir gelap. Malam tiba, malam terakhir tahun ini. Dalam cuaca dingin...